Halo parents, selalu semangat menemani tumbuh kembang anak-anak
ya!
Kali ini, sahabat parent akan berbagi kisah inspiratif sosok
yang peduli dengan dunia pendidikan. Ditengah hiruk pikuk keramaian dunia
pendidikan. Kisah-kisah inspirasi hendaknya banyak muncul kepermukaan agar tetap
adem dan memotivasi orang lain untuk tumbuh bergerak kearah lebih baik.
Jika disebut-sebut anak pelosok, saya adalah termasuk anak
yang lahir di pinggiran kota. Dimana akses pendidikan dan kesehatan tidaklah mudah.
Pendidikan yang saya peroleh dengan susah payah adalah jembatan untuk
mewujudkan mimpi-mimpi saya dulu.
Tetapi ini, bukan tentang mimpi-mimpi saya, ini adalah impian
anak pelosok yang terwujud karena Pustaka Kampung Impian. Kehadirannya seperti
oase.
Pustaka Kampung Impian
Pustaka Kampung Impian digagas oleh wanita hebat bernama
Rahmiana Rahman, yang menjabat sebagai ketua Rumah Relawan Remaja (3R). Dengan
tekadnya, ia mewujudkan impian anak-anak yang sebelumnya dianggap jauh dari
jangkauan pendidikan.
Komunitas Rumah Relawan Remaja atau 3R didirikan pada tahun
2013 sebagai sebuah ruang hidup sosial relawan, tempat belajar dan aksi nyata. Pada
2016, 3R mulai menjalankan program ini sebagai kelanjutan dari program “Pustaka
Damai”.
Tujuannya menyediakan pustaka kecil di desa-desa terpencil
Aceh plus menghadirkan relawan yang disebut Guru Impian untuk membantu belajar
anak-anak, membangun budaya membaca, dan membuka ruang belajar alternatif.
Dilansir dari berbagai sumber, Program ini melibatkan
beberapa langkah konkret, seperti
- Pustaka mini dan bahan bacaan, membangun perpustakaan kecil di desa-desanya yang jauh dari pusat kota. Buku-buku sebagian dibeli, sebagian disumbangkan.
- Relawan sebagai guru, mereka tinggal dan bekerja di desa, mengajar membaca, menulis, dan aktivitas kreatif. Mereka juga mengadaptasi materi dan metode sesuai kondisi desa.
- Kelas-kelas non-formal yaitu membaca dasar, membaca lanjut, prakarya, kelas fotografi, menjahit, memasak makanan tradisional, kelas bahasa dan bahasa daerah, bahkan kelas seni.
- Festival dan ruang ekspresi, Festival Pustaka Kampung Impian yang mempertemukan karya anak-anak, seni rupa, kerajinan tangan, pertunjukan tari dan kesenian tradisional, cerita rakyat sebagai ruang bagi mereka menampilkan kreativitasnya.
Tidak mudah membawa buku ke pelosok. Beberapa desa yang
menjadi lokasi Pustaka Kampung Impian membutuhkan perjalanan darat panjang,
menyeberangi sungai, laut, atau medan lainnya yang sulit.
Selain akses geografis, terdapat tantangan dana dan
keberlanjutan. Relawan banyak yang datang dan pergi, sehingga menjaga
konsistensi program menjadi penting.
Keterbatasan materi ajar kreatif dan akses buku berkualitas juga
sering disebut sebagai kendala. Banyak buku di desa terpencil tidak sesuai
kebutuhan, atau aktivitas pembelajaran yang monoton jika tak didukung metode
yang menarik.
Meski dengan tantangan, Pustaka Kampung Impian sudah memberikan
banyak perubahan nyata: Meningkatnya minat membaca, Perkembangan karakter dan
kreativitas, Relawan yang tumbuh dan belajar.
Prestasi
Program ini telah mendapatkan penghargaan SATU Indonesia
Awards, pada 2020 di bidang Pendidikan. Dengan program Pustaka Kampung Impian
Aceh.
Adapun SATU Indonesia Awards atau SIA adalah program
bergengsi dari Astra yang memberikan apresiasa kepada anak muda Indonesia untuk
terus memberikan energi positif untuk lingkungannya, di lima bidang yaitu Bidang kesehatan, pendidikan, teknologi,
lingkungan dan kewirausahaan.
Terbaru, Tiga anak pustaka kampung Impian menuju panggung
Nasional, melalui karya karya mereka, bisa dilihat di galeri Nasional yang bisa
dilihat oleh ribuan orang. Prestasi yang membanggakan.
Disini tidak bisa cerita semua prestasinya, tetapi setiap
perjalanan ceritanya adalah prestasi.
Penutup
Rahmiana Rahman dan Pustaka Kampung Impian adalah contoh
nyata bahwa literasi dan pendidikan dapat dijangkau meski di wilayah paling
terpencil. Lewat buku, relawan, karya seni, dan komunitas, mereka tidak hanya memberikan
akses pembelajaran tetapi juga menumbuhkan mimpi dan harapan. Anak-anak yang
berada di pelosok tidak lagi hanya bermimpi dengan angan, tetapi mulai melihat
bahwa impian mereka bisa dicapai.
Perjalanan ini belum selesai. Tapi setiap perpustakaan kecil
yang dibangun, setiap anak yang membaca satu halaman buku, setiap karya yang
dipamerkan di festival adalah bukti bahwa mimpi bisa ditebar dan dijangkau. Dan
di tangan Rahmiana dan komunitas 3R, Pustaka Kampung Impian terus menjadi
lentera yang menyinari anak-anak di desa-desa terpencil Aceh memberi mereka
ruang untuk bermimpi dan kemampuan untuk mewujudkannya.
Kegiatan Rahmiana Rahman, masih berlangsung hingga sekarang, Dari
seorang Ami, kita bisa mengambil banyak pelajaran berharga dan bermakna, bahwa
untuk menjadi orang yang bermanfaat bisa dengan melakukan kegiatan sederhana namun
memberikan sisi positif bagi sekitarnya.
Konsisten hingga sekarang. Terimakasih sudah menginspirasi
parent hari ini. Bahkan tidak hanya untuk daerah Aceh, ia memotivasi daerah
lain di Indonesia. Terakhir Ami berbagi praktik baik di berbagai desa desa yang
jauh dari akses kota. Sebagai agenda lokakarya pendidikan Non Formal dan
Informal 2025.
@rumahrelawanremaja
@rahmiana_rahman
#APA2025-ODOP



Komentar
Posting Komentar